SMKBerbasis Pondok Pesantren/ Boarding School - Teknik Komputer dan Jaringan. Home; Posts RSS. Comments RSS; Beranda; Profil; PPDB 2021/2022; OSIS; Ekstrakurikuler; Bursa Kerja Khusus (BKK) Produktif TKJ; Ujian Sekolah Kelas XII TKJ SMK Ar-Rahmah Tahun Ajaran 2020/2021. Selasa, 23 Maret 2021
Pendidikan di Indonesia terdapat model pendidikan pesantren dan model pendidikan sekolah. Model pendidikan pesantren bertujuan memgembangkan kemampuan manusia dari aspek agama dan model pendidikan sekolah menekankan prestasi akademik dan skill hidup. Sekolah berbasis pesantren merupakan model pendidikan Islam yang mengintegrasikan keunggulan sistem sekolah dan sistem pesantren. Model pendidikan Islam ini dapat menciptakan manusia yang agamawan sekaligus ilmuwan, sehingga dapat berperan penuh dalam sistem sosial kemasyarakatan. Artikel ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mencari informasi melalui wawancara, dokumen dan hasil penelitian mengenai sekolah berbasis pesantren di SMA Al-Aziz Islamic Boarding School di Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren di SMA Al-Aziz Islamic Boarding School Bandung Barat Oleh Jumal Ahmad Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jl. Kertamukti Pisangan Barat, Cirendeu Ciputat 15419 Email ahmadbinhanbal Abstrak Pendidikan di Indonesia terdapat model pendidikan pesantren dan model pendidikan sekolah. Model pendidikan pesantren bertujuan memgembangkan kemampuan manusia dari aspek agama dan model pendidikan sekolah menekankan prestasi akademik dan skill hidup. Sekolah berbasis pesantren merupakan model pendidikan Islam yang mengintegrasikan keunggulan sistem sekolah dan sistem pesantren. Model pendidikan Islam ini dapat menciptakan manusia yang agamawan sekaligus ilmuwan, sehingga dapat berperan penuh dalam sistem sosial kemasyarakatan. Artikel ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan mencari informasi melalui wawancara, dokumen dan hasil penelitian mengenai sekolah berbasis pesantren di SMA Al-Aziz Islamic Boarding School di Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Keyword manajemen, sekolah berbasis pesantren, boarding school A. Pendahuluan Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa negara berkewajiban mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, salah satunya dapat dilaksanakan melalui pendidikan. Dan dalam Undang-Undang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pengembangan kemampuan dan 2 pembentukan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat di tengah persaingan zaman. Pendidikan nasional memiliki tujuan mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab dalam rangka menderdaskan kehidupan bangsa. Dan konsep pendidikan hakikatnya merupakan proses pembentukan pribadi agar diperoleh kemampuan yang berlebih dari sebelumnya. Sasaran pembentukannya meliputi aspek intelektual, sikap, dan keterampilan. Maka untuk mencetak generasi masa depan diperlukan institusi-institusi pendidikan yang dapat memberikan jawaban atas permasalahan-permasalahan dalam dunia pendidikan. Makalah ini bermaksud memberikan gambaran hasil observasi salah satu institusi pendidikan yang menggabungkan sekolah umum dan pesantren sehingga disebut Sekolah berbasis Pesantren. Model ini dinilai bisa menggabungkan hal positif dari sekolah umum dan pesantren. Melihat lebih jauh manajemen pendidikan sekolah berbasis pesantren menjadi penting karena diharapkan menjadi salah satu solusi dan alternatif untuk perbaikan kualitas pendidikan Islam, sebab untuk menjawab tantangan kehidupan nyata di masa depan dibutuhkan lembaga pendidikan yang kuat secara moral dan material serta profesional dalam manajemennya. Saat ini dibutuhkan lembaga pendidikan Islam berbasis pesantren yang tidak hanya mencetak manusia yang mempunyai wawasan global, tetapi juga sekolah yang mempunyai keunggulan di bidang ilmu pengetahuan dan wirausaha dan mampu mewadahi akhlak mulia sebagai pijakan dalam mengelola pendidikan, sehingga sekolah mampu mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki kekuatan moralitas tinggi. 3 B. Landasan Teoritis 1. Pengertian Manajemen Menurut KBBI V Manajemen merupakan sebuah proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Sedangkan manajemen pendidikan adalah strategi mengatur untuk memperbaiki pendidikan dengan mentransfer otoritas pengambilan keputusan sekolah secara individual oleh leader. Oleh sebab itu, manajemen secara umum diartikan sebagai suatu proses pengelolaan pendidikan yang meliputi empat fungsi utama yaitu fungsi perencanaan planning, fungsi pengorganisasian organizing, fungsi pelaksanaan actualing dan fungsi pengendalian controlling.Semua bentuk instansi atau sekelompok orang yang bekerja bersama mencapai tujuan yang telah ditetapkan, membutuhkan manajemen, termasuk dalam mengelola suatu lembaga pendidikan. Secara spesifik, ada tiga alasan utama dibutuhkannya manajemen dalam lembaga pendidikan, yaitu 1 manajemen mempermudah pencapaian tujuan lembaga pendidikan, 2 manajemen menyeimbangkan tujuan dan kegiatan yang saling bertentangan di antara pihak-pihak yang berkepentingan dalam lembaga seperti pemilik sekolah, guru, murid dan orang tua, dan 3 manajemen membantu mencapai efisiensi dan efektifitas lembaga pendidikan. 2. Manajemen Sekolah Berbasis Pesantren Sistem pendidikan pesantren, memiliki keunikan tersendiri dibandingkan sistem pendidikan lain di Indonesia. Sebab di dalamnya terdapat prinsip-prinsip dan nilai-nilai filosofis-edukatif yang tidak dimiliki oleh sistem pendidikan lain. Prinsip-prinsip perjuangan, pengabdian, pengorbanan, ijtihad, dan mujahadah yang dijiwai oleh nilai-nilai keikhlasan, kesederhanaan, percaya diri dan kemandirian, persaudaraan, dan kebersamaan, serta kebebasan berfikir positif dan produktif menjadi landasan utama manajemen pendidikan dan pengembangan berbagai jenis pendidikan yang dikelola di dalam dunia pesantren. KBBI V Suparno Eko Widodo, Manajemen Kualitas Pendidikan, Jakarta Ardadizya, 2011, hal. 15 4 Selain itu, di dalam manajemen pendidikan pesantren terdapat prinsip-prinsip filosofis-edukatif lain yang telah lama mengakar seperti competence oriented, life skill, social skill dan bahkan memiliki metode pembelajaran yang student centered. Maka sangat layak dan menarik jika manajemen pendidikan dengan berbasis nilai-nilai pesantren menjadi solusi alternatif perbaikan manajemen pendidikan saat ini. Menurut Abd A‟la, nilai-nilai pesantren berupa kemandirian, keikhlasan, dan kesederhanaan merupakan nilai-nilai yang dapat melepaskan masyarakat dari dampak negatif globalisasi dalam bentuk kebergantungan dan pola hidup konsumerisme yang lambat tapi pasti akan menghancurkan sendi-sendi kehidupan manusia, terutama anak didik di beberapa pilihan pola manajemen pendidikan berbasis pesantren yang bisa ditawarkan yaitu. Pertama, pola penggantian total revolutionary design, yaitu mengganti secara totalitas sistem pendidikan sekolah yang selama ini menjadi satu-satunya sistem formal pendidikan nasional dengan sistem pendidikan pesantren. Kedua, pola integrasi integrative design, yaitu integrasi sistem pendidikan pesantren secara total ke dalam sistem pendidikan sekolah, atau sebaliknya. Kedua sistem tersebut disatukan dan dipadukan secara harmonis dan komprehensif sehingga menjadi satu sistem pendidikan yang benar-benar baru dan unik, tetapi dengan nilai-nilai pesantren sebagai basis ideologi pendidikannya. Ketiga, pola konvergensi convergentive design, yaitu dengan cara sistem pendidikan pesantren dikonvergensikan dengan sistem pendidikan sekolah, atau sebaliknya. Kedua sistem ini diarahkan ke satu titik pertemuan dan kemudian dilaksanakan bersama-sama, tanpa menghilangkan unsur dan cirinya masing-masing. Memahami pola integrasi sistem pendidikan sekolah dan pesantren menjadi upaya untuk mencari format yang tepat untuk memadukan dua sistem pendidikan antara pendidikan yang memakai kurikulum nasional dan pendidikan yang memakai kurikulum pesantren, hal ini diharapkan akan lebih banyak mempunyai kekuatan dibanding sekedar memakai sistem pesantren dan sekolah saja dan lebih memiliki daya tarik sendiri dibanding manajemen sekolah yang ada di bawah naungan sekolah saja. Abd A‟la, Pembaharuan Pesantren, Yogyakarta LkiS, 2006, hal. 10 5 Menurut Hasan Langgulung dalam „Manusia dan Pendidikan‟ berdasarkan hasil Second World Conference on Muslim Education dinyatakan bahwa segala pengetahuan yang ada diklasifikasikan kepada dua macam menurut sumbernya, yaitu; “ilmu yang abadi” perenial dan “ilmu yang didapatkan “acquired”. Ilmu yang abadi diterima melalui wahyu Alquran dan Hadis. Adapun ilmu yang didapatkan diperoleh melalui imajinasi dan serangkaian pengalaman indra. Hanya ilmu bentuk akhir inilah yang kita pelajari melalui falsafah dan model dari negeri barat. Adapun “ilmu yang abadi” dipelajari di sekolah umum dilekatkan sebagai mata pelajaran tambahan, bukan mata pelajaran pokok. Padahal menurut konsepsi Islam seharusnya bangunan kurikulum hendaknya memadukan kedua macam ilmu tersebut. Selanjutnya, terdapat nilai-nilai positif dari Islamic Boarding School dibandingkan dengan pendidikan sekolah reguler yaitu Pertama, Pendidikan Paripurna, umumnya sekolah reguler terkonsentrasi pada kegiatan-kegiatan akademis sehingga banyak aspek kehidupan siswa yang tidak tersentuh. Sementara dalam boarding school dirancang program pendidikan yang komprehensif dari soft skill dan hard skill sampai membangun wawasan global. Kedua, Lingkungan yang kondusif, semua elemen dalam sekolah terlibat dalam proses pendidikan. Guru dan siswa melihat langsung praktik kehidupan dalam berbagai aspek dan bukan hanya di dalam kelas. Ketiga, Siswa yang Heterogen, boarding school mampu menampung siswa dari berbagai latar belakang siswa. Kondisi ini kondusif membangun wawasan nasional dan siswa terbiasa berinteraksi dengan teman yang berbeda dan menghargai perbedaan. Menurut Samsul Nizar, Pesantren yang menyelenggarakan Sekolah berbasis Pesantren telah melakukan perubahan dan menanggapi arus Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Jakarta Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989, hal. 407 Jonar Maknum, Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Boarding School, berbasis keunggulan local, Diunduh 08/11/2018 6 globalisasi, yang berawal dari penghayatan dan pemahaman keagamaan kiai, kemudian diaktulisasikan sebagai amal salih. Lebih jauh lagi, Sekolah Berbasis Pesantren merupakan model pendidikan yang mampu mengembangkan multiple intelligence kecerdasan majemuk, spiritual keagamaan, kecakapan hidup, dan penguatan karakter kebangsaan. Sekolah model ini berhasil mengintegrasikan keunggulan sistem pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan keunggulan sistem pendidikan di pesantren. Pada tataran implementasi, Sekolah Berbasis Pesantren merupakan model unggulan yang mengintegrasikan pelaksanaan sistem persekolahan yang menitikberatkan pada pengembangan kemampuan dan ketrampilan dengan pelaksanaan sistem pesantren yang menitikberatkan pada pengembangan sikap dan praktik keagamaan, penigkatan moralitas dan kemandirian dalam hidup. Perubahan sosial ini mengacu pada perubahan sistem sosial dan budaya yang memadukan sistem pendidikan sekolah dan sistem pendidikan pesantren, sehingga meluluskan ilmuwan yang agamawan. Sekolah berbasis Pesantren memadukan sistem pendidikan di sekolah formal dan di pondok pesantren, ini dikembangkan setelah melihat dan mengamati secara seksama mutu pendidikan yang dilahirkan oleh masing-masing Profil Al-Aziz Islamic Boarding School Berdasarkan penjelasan di atas tentang pola pesantren dan sekolah reguler, maka SMA Al-Aziz Islamic Boarding School IBS menggunakan pola Sekolah berbasis Pesantren yang mengintegrasikan kebenaran nash Alquran dan Hadis dengan sains dalam hal ini leadership dan entrepreneurship, sebagaimana motonya sebagai “School of leader and entrepreneur”. Landasan moralitas yang kuat, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki dan menguasai ketrampilan bekerja akan menunjang kehidupan para sasntri setelah selesai mengikuti pendidikan. Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual, Jakarta Kencana Prenada Media Grup, hal. 198 Nurochim, Sekolah Berbasis Pesantren Sebagai Salah Satu Model Pendidikan Islam dalam Konsepsi Perubahan Sosial, Al-Tahrir, Vol. 16, No. 1 Mei 2016 69 - 88 7 Al-Aziz Islamic Boarding School adalah lembaga pendidikan Islam dengan jenjang pendidikan setara SMA Madrasah Aliyah/MA dengan masa belajar selama 3 tahun. Berdiri mulai tahun 2015 di bawah naungan Yayasan Azis Abubakar Syarif. Al-Aziz Islamic Boarding School ini dirancang khusus untuk melahirkan generasi Qur‟ani yang menguasai ilmu Syar‟i, menguasai bahasa Arab dan bahasa Inggris, menguasai sains dan teknologi, memiliki daya juang dan ketahanan fisik, memiliki semangat berdakwah, berkhidmat kepada ummat dan memiliki jiwa dan kemampuan kewirausahaan yang baik. VISI Terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlak mulia sebagai khalifah berkarakter wirausaha tangguh dan berpengetahuan luas dengan ketakwaan dan kepedulian yang tinggi kepada umat. MISI  Membangun pemahaman Tauhid sebagai landasan utama seluruh kegiatan pendidikan dengan menjadikan Al-Qur‟an dan Hadits sebagai sumber utama karakter  Membangun sistem pendidikan yang mengintegrasikan konsepsi iman, islam dan ihsan dalam diri siswa secara komperhensif.  Membangun akhlak mulia dengan kualitas iman dan takwa yang tinggi, membentuk jiwa wirausaha tangguh, insisatif, kreatif, inovatif, dan berperilaku produktif dalam semua kebaikan.  Menjadikan sekolah sebagai lembaga pembentukkan para pemimpin masa depan yang berjiwa wirausaha. E. Manajemen Pendidikan Al-Aziz IBS Konsep manajemen pendidikan terpadu memiliki kritera aktual, faktual dan kontekstual. Aktual berarti pengelolaan pendidikan harus mampu menjawab tantangan kehidupan masyarakat. Sedangkan factual berarti manajemen lembaga itu mampu dirasakan masyarakat dan kontekstual yang berarti relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat di abad 21 ini. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan peneliti, Al-Aziz Islamic Boarding School adalah lembaga pendidikan yang memadukan 8 kurikulum formal dengan kurikulum non formal berbasis pesantren dan berasrama Boarding, dengan dukungan Sumber Daya Manusia yang menguasai Bidang Pendidikan Umum, Pendidikan Islam, Tahfizh Al Quran, Manajemen, Teknologi, Beladiri, Survival, Vokasional, Ekstrakurikuler dan pesantren seperti ini, sebagaimana diterangkan Azyumardi Azra merupakan langkah pesantren untuk maju mengikuti perkembangan zaman. Lebih lanjut Azra menyebutkan bahwa untuk menghadapi perubahan sosial yang mengglobal dan kompetitif, mau tidak mau pondok pesantren harus siap menghadapinya dengan melakukan beberapa perubahan manajemen pendidikannya. Pertama, pembaharuan substansi atau isi pendidikan dengan merevisi kurikulumnya dengan memasukkan semakin banyak mata pelajaran umum atau bahkan ketrampilan umum. Kedua, pembaharuan metodologi, seperti sistem klasikal, penjenjangan. Ketiga, pembaharuan kelembagaan, dengan membuka kelembagaan dan fasilitas-fasilitas pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum. Keempat, pembaharuan fungsi, dari fungsi kependidikan untuk juga mencakup fungsi sosial-ekonomi. Dan salah satu terobosan Al-Aziz IBS dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di pesantren adalah membuka penyelenggaraan pendidikan formal dan vocasional di lingkungan pendidikan pesantren, agar lulusannya menjadi ahli agama, memiliki kemampuan berpikir, dan sekaligus memiliki keterampilan untuk hidup mandiri di tengah masyarakat. Beberapa hal yang menarik yang peneliti cermati dari manajemen pendidikan di Pesantren Al-Aziz IBS. Pertama, adanya antara kurikulum Departemen Pendidikan Nasional SMA dengan kurikulum Tarbiyat al-Mu’allimîn al-Islâmiyyah yang ternyata lebih memacu kreatifitas dan prestasi siswa dalam berbagai ajang kompetisi baik di tingkat sekolah maupun di luar sekolah. Seperti kegiatan Muhadharah ceramah dalam bahasa Arab dan Inggris, Muhadatsah/ Conversatiion hari berbahasa Arab dan Inggris di Al-Aziz, event Al-Aziz dan Overseas Research Program ke Profil SMA Al-Aziz Islamic Boarding School, diakses 10/11/18 Ayumardi Azra, Pendidikan Islam,Tradisi dan Modernisasi Menuju Melinium Baru,...hlm 102-105. 9 Malaysia dan Singapore. Kedua, adanya integrasi kegiatan pendidikan di sekolah dengan kegiatan pesantren menjadikan pemahaman materi bagi para santri lebih mendalam. Ketiga, Dalam pembelajaran, Al-Aziz IBS menggunakan program project based learning PBL yaitu basis penelitian dalam setiap pembelajaran yang dilakukan sehingga siswa menjadi kreatif dan calon entrepreneur masa depan. Integrasi di semua pelajaran selama 1 bulan. Dan anak-anak diwajibkan presentasi setiap awal bulan. Al-Aziz IBS juga memiliki program unggulan yaitu leadership, entrepreneurship dan tahidz. Leadership dipegang oleh bagian kepengasuhan dengan membuat program OSA Organisasi Santri Al-Aziz, mengatur kegiatan pesantren dan kegiatan GEMA, fieldtrip. Entrepreneurship dipegang oleh sekolah, pembelajaran entrepreneur yang didatangkan dari entrepreneur, seminar entrepreneur, stand-stand penjualan hasil karya anak, fieldtrip ke perusahaan, toko-toko, pengabdian KKN selama dua minggu di perusahaan untuk belajar manajemen. Tahfidz di Al-Aziz, mengadakan daurah Alquran baik internal seperti dengan membuat halaqah tahfidz atau eksternal dengan mengundang guru dari luar mengajarkan tahfidz dan membuat catatan buku hafalan santri. Target tahfidz di Al-Aziz adalah minimal 5 juz dalam tiga tahun dan diakhir ada wisuda tahfidz. Al-Aziz IBS mencoba menerapkan kehidupan yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad Saw dan para Sahabat, di antaranya adalah kebiasaan Nabi, para Sahabat dan ulama Islam zaman dahulu mempercepat tidur setelah Isya dan bangun dipertiga malam untuk Shalat Tahajjud. Hal ini sebagaimana disebutkan Muhammad Bin Shalih Abdullah Ash-Shari‟ari dalam kitabnya Kaifa Tatahammasu Liqiyam Al-Laili, menulis “Seorang datang menghadap Hudzaifah Bin Al-Yaman lalu mengetuk pintunya setelah sholat isya. Hudzaifah keluar dan berkata kepadanya, “Apa maumu?” dia menjawab “Saya ingin ngobrol denganmu” Maka Hudzaifah langsung menutup pintu, seraya berkata “Umar Bin Khaththab tidak suka kita ngobrol setelah sholat isya!”. Dan Imarah bahwa Aisyah jika mendengar salah seorang keluarganya ngobrol setelah isya dia berkata “Tidurlah kalian dan diamlah,” lalu beliau melanjutkan, tidak ada obrolan setelah isya kecuali tiga hal, yaitu musafir, bertahajud, dan pengantin yang bercumbu rayu dengan istrinya”. 10 Berdasarkan penjelasan hadits dapat kita simpulkan bahwa dianjurkan segera tidur setelah sholat isya, kalaupun harus dilakukan juga karena suatu keperluan maka hendaknya dilakukan seperlunya agar tidak menjadi penyebab lalai atau luputnya qiyamul lail dan sholat fajar Shubuh, bergadang malam untuk menuntut ilmu , musyawarah untuk urusan umat dan perjuangan tentu saja dibolehkan tetapi perlu diingat jangan sampai melalaikan qiyamul lail dan yang dimaksud dengan larangan ngobrol sesudah sholat isya adalah obrolan iseng yang hanya menghabiskan waktu sementara hal yang sangat dianjurkan yaitu qiyamul lail dan shalat Subuh terabaikan. Maka santri Al-Aziz IBS diwajibkan untuk segera tidur setelah Isya dan bangun untuk shalat tahajjud di masjid setiap jam pagi, selesai shalat tahajjud, santri menghafal Alquran dan mempersiapkan belajarnya lebih intens sampai menjelang Subuh, hal ini dilakukan karena menurut pimpinan pesantren, menghafal dan belajar di waktu pagi jauh lebih cepat masuk di otak daripada habis Isya dan setelah Isya lebih baik digunakan untuk istirahat. Dan pada siang hari menjelang Subuh ada waktu Qailulah tidur sebentar agar santri lebih siap belajar dan optimal. Di Al-Aziz IBS ada waktu home time yaitu waktu 3 hari santri pulang ke rumah untuk berbakti kepada orang tua setiap bulan di awal bulan minggu pertama pada hari kamis, jumat dan sabtu. Pesantren, evaluasi apa yang dilakukan anak-anak ketika di rumah lewat laporan orang tua kepada pesantren. Bagi wali orang tua, orang tua bisa tahu perkembangan anak dan punya waktu bersama dengan anak. Manajemen Kepengasuhan Al-Aziz IBS Konsep yang bisa dipakai untuk memotret fenomena manajemen pendidikan sekolah berbasis pesantren adalah teori birokrasi yang dianut oleh Max Weber yang menyebutkan bahwa birokrasi merupakan ciri pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa, seperti adanya pembagian tugas yang jelas sehingga hubungan organisasi adalah hubungan impersonal dan adanya hirarki wewenang yaitu setiap bagian yang lebih 11 rendah selalu berada di bawah wewenang dan supervisi dari bagian teori birokrasi ini diturunkan ke dalam teori birokrasi di bidang kepemimpinan seperti dalam sebuah organisasi yaitu, kepemimpinan dalam struktur organisasi harus tunduk pada aturan yang dibuar dalam struktur tersebut sesuai dengan jabatan yang dimiliki, jika jabatannya rendah harus tunduk pada aturan atasannya, sedangkan jika jabatannya tinggi ia harus tunduk pada aturan undang-undang organisasi. Secara manajerial, pengelolaan kelembagaan di Al-Aziz IBS dibagi ke dalam tiga level manajemen, yaitu High Management, Midle Management, dan Low Management. High Management sebagai manajemen puncak, dipegang oleh Yayasan sebagai pemilik pesantren. Sedangkan Midle Management dipegang oleh pimpinan pesantren sebagai sesepuh dan sekaligus sebagai pemegang otoritas Ilahiyah dengan kharismanya. Dan Low Management diberikan kepada pimpinan yang memegang lembaga di lingkungan pesantren, seperti Kepala SMA, Kepala kepengasuhan putra dan kepengasuhan putri. Menurut hemat peneliti, pola manajerial pendidikan seperti ini cukup efektif dalam mengelola lembaga pendidikan pesantren di masa demikian, manajerial di Al-Aziz IBS yang paling berpengaruh adalah kiai karena dia membawahi kepala kepengasuhan dan kepala sekolah dan keputusannya kemudian disampaikan kepada pihak yayasan. Pemilihan kiai berdasarkan pengalaman mengajar, mendidik, keluasan agama dan tingginya ruh kiai karena menjadi contoh penduduk pesantren dan mengambil prisip di Pesantren “al-Thariqah ahammu minal Maadah, wal mudarrris ahammu minal thariqah wal ruhul Mudarris ahammu minal mudarrisihi” bahwa metode lebih penting dari pelajaran, guru lebih penting daripada metode dan ruh guru lebih penting dari guru itu sendiri. Pemilihan Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2011, hal. 23 Utawijaya Kusumah, ”Manajamen Mutu Pendidikan Pesantren Perpaduan Implementasi Manajemen Mutu Joseph M. Juran dan Surah An-Nashr Ayat 3 Menuju Pendidikan Pondok Pesantren Bermutu,” Makalah disampaikan pada Workshop Pimpinan Pondok Pesantren Tingkat Kabupaten Tasikmalaya, di Hotel Padjadjaran Tasikmalaya, tanggal 31 Oktober 2012 3-5. 12 kiai dilakukan oleh Yayasan dan pembina Yayasan. Al-Aziz sudah beberapa kali berganti pimpinan pesantren kiai dan pimpinan sekarang adalah Kiai Taslimun Dirjam, mantan Dosen di UIN Jakarta. Adapun dalam pemilihan kepala sekolah, merujuk pada standar kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Selain itu, juga memperhatikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas No. 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Selanjutnya, peneliti menggunakan fungsi manajemen yaitu planning, organizing, actualing dan controlling untuk mengetahui pengelolaan manajemen kepengasuhan yang dilaksanakan Al-Aziz Islamic Boarding School. Peneliti mengungkapkan melalui hasil wawancara dari berbagai pihak seperti kiai, pengasuh, ustadz dan para santri di Al-Aziz IBS. Pertama, Planning Perencanaan Menurut Yusuf Enoch perencanaan pendidikan merupakan suatu proses yang mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang ekonomi, sosial dan budaya sesuai dengan kebutuhan stakeholder. Sedangkan menurut Combs, perencanaan pendidikan adalah aktifitas perumusan rasional, komprehensif dan dianalisis dengan sistematis agar pendidikan berjalan lebih efektif dan efisien serta sesuai kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat. Perencanaan dalam pendidikan berarti persiapan menyusun keputusan tentang masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh sejumlah orang dalam rangka membantu orang lain santri untuk mencapai tujuannya. Pereancanaan pendidikan dapat juga diartikan sebagai proses untuk menetapkan visi, misi dan tujuan pendidikan sebagai langkah awal dari proses pendidikan. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta Gunung Agung, 1981, hal. 9 13 Dalam merumuskan visi dan misi sekolah, ketua Yayasan Al-Aziz IBS meminta ide dan nasihat dari para ahli dalam bidang pendidikan yaitu Bapak. Arifin Jayadinigrat, ahli pendidikan Islam dan Bapak Drs. Mustafa Yamin, konsultan pendidikan alumni Amerika Serikat. Merekalah yang membantu Yayasan merumuskan visi dan misi sekolah yang aktual, faktual dan kontekstual. Visi dan misi SMA Al-Aziz harus dipahamai oleh semua komponen sekolah. Dengan pemahaman visi dan misi yang kuat, diharapkan lahir kebersamaan dan tanggung jawab untuk diwujudkan bersama. Secara tegas dan lugas visi dan misi Al-Aziz IBS adalah terbentuknya sumber daya manusia yang berakhlak mulia sebagai khalifah berkarakter wirausaha tangguh dan berpengetahuan luas dengan ketakwaan dan kepedulian yang tinggi kepada umat. Pada visi tersebut dapat dipahami bahwa sekolah ini mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan santri dan satriwati menjadi orang yang unggul dalam imtaq, wirausaha dan akhlak mulia. Sejalan dengan visi di atas, Al-Aziz IBS berusaha untuk membina santri, santriwati, guru dan karyawan agar memiliki jiwa kerja keras, berkarya, berilmu, berakhlak mulia dan berjuang menjadikan sekolah ini berkualitas. Para guru, karyawan, santri, santriwati diharapkan bahu membahu dan bekerja keras mewujudkan visi sekolah melahirkan lulusan berakhlak mulia, unggul akademik dan non akademik dan berorientasi entrepreneurship. Guna menginternalisasikan visi dan misi Al-Aziz IBS, dilaksanakan musyawarah antara pihak Yayasan, Kiyai, Kepala Kepengasuhan, Kepala Sekolah dan guru-guru dalam jangka setengah tahun sekali setiap awal semester dalam jangka waktu seminggu. Musyawarah ini bermaksud mengingatkan visi dan misi Al-Aziz IBS dan evaluasi tahun kemarin dan perencanaan pertengahan tahun ke depan. Adapun pada tingkat siswa, perencanaan juga dilaksanakan oleh OSA Organisasi Santri Al-Aziz setiap awal pergantian pengurus untuk merencanakan program satu tahun ke depan yang meliputi Kementrian Bahasa, Kementrian Kebersihan, Kementrian Entrepreneur dll. 14 Kedua, Organizing Pengorganisasian Pengorganisasian berasal dari kata organize yang berarti menciptakan sturuktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sedemikian rupa, sehingga hubungan antara satu dan yang lain saling terikat oleh hubungan secara keseluruhan. Selain itu, pengorganisasian adalah suatu tindakan yang berusaha untuk menghubungkan orang-orang dalam organisasi secara efektif, agar mereka dapat bekerjasama secara efisien, dan memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai sasaran tertentu. Dengan demikian, organisasi dapat diartikan sebagai bagan yang menunjukkan garis-garis perintah, kedudukan karyawan, hubungan-hubungan yang ada, dan lain sebagainya. Di Al-Aziz IBS rancangan struktur formal, pengelompokan serta pembagian tugas atau pekerjaan di antara anggota organisasi juga dilaksanakan dengan musyawarah antara Yayasan, Kiyai, Kepala Kepengasuhan, Kepala Sekolah dan guru-guru dalam jangka setengah tahun sekali setiap awal semester dalam jangka waktu seminggu, sehingga dalam pencapaian tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efisien. Adapun pada tingkat siswa, struktur dan pembagian tugas juga dilaksanakan oleh OSA Organisasi Santri Al-Aziz terkait bahasa, kebersihan dan kreatifitas sehingga santri belajar leadership sejak menjadi santri. Ketiga, Actuating Pelaksanaan Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berhubungan dengan aktivitas manajerial dalam pelaksanaan tugas. Pelaksanaan adalah upaya menggerakkan dan merangsang anggota kelompok organisasi agar bergairah dan bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Actuating ini terdiri dari kegiatan memimpin, membimbing Terry, Asas-Asas Manajemen, alih bahasa Winardi, Bandung Alumni, 1986, hal. 22 15 dan mengarahkan para anggota kelompok agar memiliki aktivitas dan produktivitas dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan melaksanakan tugas dan kewajiban di pesantren, pimpinan dan para ustadz didorong oleh pengabdian sehingga dalam menjalankan tugas-tugas mereka totalitas karena ada rasa tanggung jawab. Pembina Yayasan sebagai pimpinan tertinggi di atas Kiyai selalu menanamkan jiwa tanggung jawab dan pengabdian kepada Kiyai, demikian juga pengasuh pesantren atau kiyai sebagai manajer selalu menanamkan jiwa tanggung jawab ke semua guru dan santri khususnya lembaga OSA Organisasi Santri Al-Aziz. Keempat, Controlling Pengontrolan Pengontrolan adalah mendeteksi apa yang telah dilaksanakan atau mengevaluasi hasil kerja dan tindakan korektif, sehingga hasil kerja sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Kiyai sebagai manajer dibantu oleh bagian kepengasuhan mengontrol semua kegiatan yang dilakukan oleh santri. Di antara tugas umum kepengasuhan adalah memberikan keteladanan dalam akhlak dan ibadah, membuat system dan peraturan keasramaan yang disetujui oleh pimpinan dan melaksanakan controlling amanah yang berada di bawah kepengasuhan seperti kebersihan, bahasa dan kemakmuran masjid. Bagian kepengasuhan juga mengontrol kamar-kamar santri dan membangunkan mereka Shalat Tahajud di pagi hari. Guna mengajarkan kerjasama dan gotong royong antara sesama santri, Al-Aziz IBS membuat sistem gotong royong untuk membersihkan komplek pesatren setiap hari minggu, GEMA Gebyar Muharam yaitu event berupa pentas puis, nasyid dan lain-lain yang dibuat oleh OSA dan fiel trip mengunjungi tempat-tempat usaha seperti pabrik atau kerajinan untuk memberikan pengalaman bekerja. Unong Uchjana Efendi, Human Relation dan Public Relation Dalam Manajemen, Bandung Alumni 1986, hal. 8 Terry, Asas-Asas Manajemen, alih bahasa Winardi, Bandung Alumni, 1986, hal. 395 16 Mutu Al-Aziz IBS Menurut Prof Husni Rahim ada beberapa faktor untuk mengetahui mutu sekolah yaitu 1 Banjir pendaftar, 2 Waktu penerimaan singkat, 3 Lulusan diterima dimana-mana, dan 4 Semua orang senang dan bangga, ingin anaknya sekolah disitu. Sementara itu, Muallimin dalam disertasi doktoralnya tentang „Manajemen Sekolah Bermutu‟ menyebutkan beberapa indicator lembaga pendidikan bermutu yaitu 1 jumlah siswa yang banyak, 2 memiliki prestasi baik akademik dan non akademik, dan 3 lulusan relevan dengan tujuan lembaga hasil wawancara peneliti dengan panitia penerima santri baru disebutkan bahwa Al-Aziz IBS tahun lalu sudah banyak peminat sampai kuota yang dibatasi hanya 25 dan lebih ketat ke persyaratan masuk pesantren. Sehinga penerimaan santri juga singkat karena banyak yang mendaftar namun kuota tidak mencukupi karena kamar dan kelas yang tidak sanggup menerima semua pendaftar. Adapun lulusan Al-Aziz IBS baru mengeluarkan 1 alumni dan diterima dimana-mana antara lain di tahfidz, dan hampir 80% ke akuntansi, manajemen dan ekonomi Islam dan selanjutnya semua orang senang dan ingin memasukkan anaknya di Al-Aziz karena konsentrasi pesantren kepada tahfidz dan leadership. Dan wali murid merasakan langsung banyak perubahan di diri anak dan belum ada menurut wawancara karena tidak puas dengan pelayanan pesantren. Penutup Sekolah Berbasis Pesantren merupakan penggabungan keunggulan sistem sekolah dan sistem pesantren. Diharapan SMA Al-Aziz IBS secara terpadu mampu mengelola dan menggunakan model ini secara professional. Para orang tua dan santri diharapkan mampu mendukung sekolah berbasis pesantren ini, demi terwujudnya lembaga pendidikan yang unggul dalam pengembangan sumber daya manusia yang beriman dan berakhlak mulia dan memiliki prestasi akademik yang tinggi dan kemampuan berwirausaha yang baik. Muallimin, Manajemen Sekolah Bermutu, Malang UIN Malik Ibrahim, 2013, hal. 107 17 Referensi Abd A‟la, Pembaharuan Pesantren, Yogyakarta LkiS, 2006. Terry, Asas-Asas Manajemen, alih bahasa Winardi, Bandung Alumni, 1986. Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta Gunung Agung, 1981. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989. Jonar Maknum, Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Boarding School, berbasis keunggulan local, ngah_Kejuruan_SMK_Boarding_School_Berbasis_Keungulan_Lokal Diunduh 08/11/2018 Muallimin, Manajemen Sekolah Bermutu, Malang UIN Malik Ibrahim, 2013. Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung Remaja Rosdakarya, 2011. Nurochim, Sekolah Berbasis Pesantren Sebagai Salah Satu Model Pendidikan Islam dalam Konsepsi Perubahan Sosial, Al-Tahrir, Vol. 16, No. 1 Mei 2016 69 - 88. Profil SMA Al-Aziz Islamic Boarding School, al-aziz-islamic-boarding-school/ diakses 10/11/18 Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual, Jakarta Kencana Prenada Media Grup. Suparno Eko Widodo, Manajemen Kualitas Pendidikan, Jakarta Ardadizya, 2011. Unong Uchjana Efendi, Human Relation dan Public Relation Dalam Manajemen, Bandung Alumni 1986. Utawijaya Kusumah, ”Manajamen Mutu Pendidikan Pesantren Perpaduan Implementasi Manajemen Mutu Joseph M. Juran dan Surah An-Nashr Ayat 3 Menuju Pendidikan Pondok Pesantren Bermutu,” Makalah disampaikan pada Workshop Pimpinan Pondok Pesantren Tingkat Kabupaten Tasikmalaya, di Hotel Padjadjaran Tasikmalaya, tanggal 31 Oktober 2012 3-5. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Langgulung, Manusia dan PendidikanHadari NawawiAdministrasi PendidikanHadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, Jakarta Gunung Agung, 1981. Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta Pustaka Al-Husna, cet. II, School, berbasis keunggulan localJonar MaknumJonar Maknum, Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan SMK, Boarding School, berbasis keunggulan local, Suparno EkoSuparno Eko Widodo, Manajemen Kualitas Pendidikan, Jakarta Ardadizya, Relation dan Public Relation Dalam ManajemenEfendi Unong UchjanaUnong Uchjana Efendi, Human Relation dan Public Relation Dalam Manajemen, Bandung Alumni disampaikan pada Workshop Pimpinan Pondok Pesantren Tingkat Kabupaten Tasikmalaya, di Hotel Padjadjaran TasikmalayaUtawijaya KusumahUtawijaya Kusumah, "Manajamen Mutu Pendidikan Pesantren Perpaduan Implementasi Manajemen Mutu Joseph M. Juran dan Surah An-Nashr Ayat 3 Menuju Pendidikan Pondok Pesantren Bermutu," Makalah disampaikan pada Workshop Pimpinan Pondok Pesantren Tingkat Kabupaten Tasikmalaya, di Hotel Padjadjaran Tasikmalaya, tanggal 31 Oktober 2012 3-5.
Iapun didorong mengembangkan SMK berbasis pesantren jika terpilih sebagai Presiden 2024-2029. Senada, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aulya, Dahrul Ihkhwanul Umar, menjelaskan Ganjar merupakan pemimpin yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Di samping itu, mantan Anggota DPR RI itu dinilai tak mengesampingkan sifat agamisnya dalam Home Nusantara Selasa, 20 Oktober 2020 - 1120 WIBloading... Keberadaan pondok pesantren ponpes di Provinsi Jambi, ternyata menjadi perhatian serius calon gubernur Jambi nomor urut 3, Al Haris. Ist A A A JAMBI - Keberadaan pondok pesantren ponpes di Provinsi Jambi, ternyata menjadi perhatian serius calon gubernur Jambi nomor urut 3, Al Haris. Dirinya menyebutkan, jika ia sangat mendukung berkembangnya pondok pesantren di Jambi. Untuk itu dalam visi-misinya, pasangan Haris-Sani juga memiliki program bantuan operasional untuk ponpes dan mendorong ponpes berbasis Haris mengatakan, ponpes berbasis SMK adalah mendidik generasi islam yang terampil dan cekatan untuk bersaing di dunia kerja, namun tetap berpegang teguh pada norma-norma ajaran Islam."Kedepan saya kira Ponpes tidak hanya mendidik anak-anak untuk belajar agama saja, tapi juga mendidik anak-anak ilmu dalam bekerja, ada skil dia selama dia belajar di Pondok," kata Al Haris, saat sowan dengan pimpinan Ponpes di kecamatan Batang Asam, Tanjab Barat, Senin 19/10/2020.Karena itu jika ditakdirkan Allah menjadi gubernur Jambi, Al Haris memastikan bakal mendorong terbentuknya pondok pesantren berbasis SMK. "Kan banyak bantuan workshop SMK disitu tinggal lagi pemerintah mengisinya, membantu pembiayaan untuk belajar bagi mereka," sebutnya. Al Haris melanjutkan, jika pesantren berbasis SMK sudah terbentuk, lulusannya akan memiliki banyak pilihan. Apakah melanjutkan pendidikan kejenjang lebih tinggi atau langsung terjun ke dunia kerja. "Tamat dari pestren ilmu agama dia peroleh, mau kuliah juga boleh untuk bekerja juga sudah ada skill," jelas Al Haris. Baca Belasan Paket Sabu Siap Edar Diamankan Satresnarkoba Batanghari.Al Haris menyebutkan kedepan Jambi tidak hanya harus dibangun dibidang infrastruktur saja, tapi juga moral dan akhlak. Bahkan terkait konsep pembangunan Jambi kedepan dirinya juga meminta pandangan, arahan dan masukkan dari MUI dan Lembaga Adat. "Itu juga saya memilih Abdullah Sani menjadi wakil saya, saya umara seorang birokrat dan Abdullah Sani ulama yang fokusnya banyak ke pendidikan dan keagamaan," kata Al Haris. nag pilgub jambi kampanye pilkada 2020 pilkada serentak tim pemenangan pondok pesantren ponpes Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 16 menit yang lalu 17 menit yang lalu 35 menit yang lalu 35 menit yang lalu 48 menit yang lalu 57 menit yang lalu SMKBerbasis Pesantren Darul Ulum Rejosari Grobogan adalah sebuah lembaga pendidikan yang menitik beratkan pada pembangunan sumber daya manusia tangguh dalam iman dan taqwa, yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dan yang kompetitif dengan tetap mengedepankan nilai-nilai religi yang berbasis pada ajaran pesantren salaf. .
  • p94a565eto.pages.dev/369
  • p94a565eto.pages.dev/298
  • p94a565eto.pages.dev/218
  • p94a565eto.pages.dev/531
  • p94a565eto.pages.dev/48
  • p94a565eto.pages.dev/73
  • p94a565eto.pages.dev/95
  • p94a565eto.pages.dev/13
  • p94a565eto.pages.dev/75
  • p94a565eto.pages.dev/989
  • p94a565eto.pages.dev/699
  • p94a565eto.pages.dev/6
  • p94a565eto.pages.dev/271
  • p94a565eto.pages.dev/996
  • p94a565eto.pages.dev/158
  • pondok pesantren berbasis smk